Kerjasama
dengan penelitian dan pengembangan Akademi Tentara Nasional Indonesia
- Angkatan Udara dan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
Yogyakarta. Penelitian mengenai Perbandingan Latihan Metode Merpati
Putih dengan Metode Aerobics DR. Cooper terhadap Kesegaran Jasmani.
Obyek Penelitian :
- 20 orang Taruna dilatih dengan metode DR. Cooper
- 20 Orang Taruna dilatih dengan metode Merpati Putih.
- 20 orang Taruna dilatih dengan metode DR. Cooper
- 20 Orang Taruna dilatih dengan metode Merpati Putih.
Cara Penilaian
- Sesuai dengan penilaian dari DR. Cooper yang inenilai kemampuan aerobics yaitu kemampuan sistem respirasi dan kardiovaskuler
- Aerobics dan Margaria, yaitu menilai kemampuan otot-otot untuk bekerja secara anerobics
- Mengukur Timed Vital Capacity untuk menilai sifat kelenturan jaringan paru-paru.
- Sesuai dengan penilaian dari DR. Cooper yang inenilai kemampuan aerobics yaitu kemampuan sistem respirasi dan kardiovaskuler
- Aerobics dan Margaria, yaitu menilai kemampuan otot-otot untuk bekerja secara anerobics
- Mengukur Timed Vital Capacity untuk menilai sifat kelenturan jaringan paru-paru.
Kesimpulan
1.
Kelompok taruna yang dilatih dengan metode Merpati. Putih yang
latihan aerobic-nya kurang, berhasil menyamai kelompok Taruna dengan
Metode Aerobics DR. Cooper.
2. Waktu untuk berlari menempuh jarak 1600 meter serta Timed Vital Capacity antara kedua kelompok tidak ada perbedaan.
3.
Dari peengamatan yang telah dilakukan ini dapat diduga bahwa metode
latihan Merpati Putih tidak inenimbulkan suatu kelainan yang bersifat
merugikan / mengganggu kesehatan.
4. Kelebihan dari metode Merpati Putih dapat inenarnbah keinampuan
Penelitian ini dipimpin oleh Prof. DR. Achmad Muhammad dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Jogyakarta.
Tahun 1983
Kerjasama
dengan Pusat Jasmani Militer Komando Pengembangan Pendidikan dan
Latihan TNI AD. Penelitian tentang Latihan Pernafasan Merpati Putih
untuk mendapatkan daya tahan, menghimpun serta penyaluran tenaga.
Obyek Penelitian :
Prajurit TNI AD yang dilatih metode Merpati Putih selama satu tahun penuh.
Prajurit TNI AD yang dilatih metode Merpati Putih selama satu tahun penuh.
Cara Penilaian
Cara penilaian diarahkan pada faktor pendukung peningkatan kemampuan jasmani, yaitu
1. Unsur Postur Tubuh
2. Unsur Kesegaran Jasmani
3. Unsur ketangkasan
Cara penilaian diarahkan pada faktor pendukung peningkatan kemampuan jasmani, yaitu
1. Unsur Postur Tubuh
2. Unsur Kesegaran Jasmani
3. Unsur ketangkasan
Kesimpulan
1. Latihan Pernafasan Merpati Putih perlu disebarluaskan dilingkungan TNI AD khususnya dan ABRI pada umumnya.
2.
Program latihan pernafasan sangat ekonomis, efisien dan efektif karena
tidak menuntut sarana, prasarana, waktu dan biaya yang mahal.
Tahun 1984
Bekerjasama
dengan Rumah Sakit Umum Pusat Pertamina Jakarta. Penelitian tentang
Manfaat latihan Merpati Putih untuk meninggikan kesiagaan Fisik Mental.
Obyek Penelitian
- 5 Orang wanita, berumur antara 25 - 35 tahun
- 19 orang pria, berumur antara 29 - 42 tahun
- 5 Orang wanita, berumur antara 25 - 35 tahun
- 19 orang pria, berumur antara 29 - 42 tahun
Cara Penilaian
-
Kemampuan Aerobics dinilai dari bilangan nadi, sesudah objek
penelitian coba melakukan kerja selama 6 menit dengan beban 100 W
(wanita) dan 125 W (Pria) dengan mendayung ergometer Sepeda Listrik
(Eleina Schonander) .
- Kekuatan statik otot, dengan mengukur kuat genggam tangan kanan dan kin pada Dinamometer Genggam TTK.
- Daya pernafasan, dengan mengukur kekuatan otot pernafasan
- MBC (kemampuan bernafas maksimum) dengan frekuensi pernafasan 60 (wanita) dan 50 (pria).
- VC (Kapasitas Vital).
- FEV (penghembusan nafas paksa dalam satu detik).
- Daya Konsentrasi dan reaksi (Psikofisiologis) dengan 3 jenis, yaitu
a. Ukuran Kesiagaan Mental (Bourdon Wiersina)
b. Waktu Reaksi
c. Frekuensi kedip kritik (ukuran kesiagaan sentral )
a. Ukuran Kesiagaan Mental (Bourdon Wiersina)
b. Waktu Reaksi
c. Frekuensi kedip kritik (ukuran kesiagaan sentral )
Kesimpulan
1.
Semua fungsi fisiologis dan psikologis kecuali waktu reaksi dan
frekuensi kedip kritik, inenunjukkan kenaikkan (perbaikan).
2.
Hal yang ditonjolkan sebagai suatu ciri khas latihan Merpati Putih,
ialah latihan-latihan kerutan otot secara isometrik, yang di
harapkan akan menaikkan kekuatan otot. Agaknya dapat dibuktikan dari
perbaikaan MBC (kemampuan bernafas Maksimum), VC (Kapasitas Vital) dan
FEV (Penghernbusan nafas paksa dalam 1 detik), disamping penambahan
kekuatan genggam tangan.
Tahun 1985
Bekerjasa sama dengan Batalyon Infantri 203/Arya Kamuning.
Obyek Penelitian
Seluruh
anggota Batalyon Infantri 203/Arya Kamuning dilatih dengan
menggunakan metode Merpati Putih selama 5 bulan, dengan frekuensi
latihan 3 kali seminggu @ 90 menit.
Kesimpulan
1. Kemampuan kesegaran jasmani meningkat
2. Kemampuan ketrampilan perorangan ikut meningkat, terbukti Prestasi Yon If. 203 dalam lomba serangan batalyon Seluruh Indonesia (1985) berhasil keluar sebagai juara Pertaina dengan mencatat waktu lebih cepat dari yang ditetapkan.
Tahun 1987
Bekerjasama
dengan Yayasan Jantung Sehat dan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita
Jakarta. Penelitian dipimpin oleh Dr. Dede Kuswara
Obyek Penelitian
- 2 Orang Tingkat Dasar Dua dengan usia 60 tahun keatas
- 2 Orang Tingkat Balik Satu dengan usia 40 - 55 tahun
- 2 Orang Tingkat Balik Dua dengan usia 30 - 40 tahun
- 2 Orang Tingkat Dasar Dua dengan usia 60 tahun keatas
- 2 Orang Tingkat Balik Satu dengan usia 40 - 55 tahun
- 2 Orang Tingkat Balik Dua dengan usia 30 - 40 tahun
Obyek
coba diminta untuk mengadakan latihan Merpati Putih selama 60
(enampuluh) menit, kemudian diteliti tingkat kesegaran jasmani dan
pemulihan kembali pada kondisi fisik semula.
Kesimpulan
1. Tingkat kesegaran dinyatakan baik dan meningkat
2. Pemulihan kondisi fisik ke keadaan semula relatif cepat.
1. Tingkat kesegaran dinyatakan baik dan meningkat
2. Pemulihan kondisi fisik ke keadaan semula relatif cepat.
Tahun 1990 - Sekarang
Bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan ISTN Jakarta. Sampai saat mi masih diteliti tentang Explosive Power.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar