Teknik pernafasan yang merupakan inti dari latihan-latihan diarahkan pada upaya mengaktifkan organ-organ tubuh. Pengejangan otot-otot (muscle) yang disertai penciptaan kondisi kekurangan oksigen, akan menimbulkan reaksi komplek dalam tubuh (organ-organ manusia) sehingga dicapai kondisi akhir berupa pengendoran otot, normalnya peredaran darah, normalnya syaraf dan organ-organ tubuh (yang tidak berpenyakit) menjadi lebih baik fungsinya. Hasil dari latihan akan sangat cepat terlihat baik langsung dirasakan oleh peserta latihan begitu selesai melakukan latihan. Dengan kata lain segala ketegangan dan hambatan substansi yang beredar ditubuh manusia, yang menimbulkan rasa lelah, lesu, loyo menjadi hilang. 
 Ilmu kedokteran olahraga menjelaskan gejala ini dengan teori aerobik dimana melibatkan Adenosin Tri Phosfat (ATP), hasil latihan Merpati Putih memperoleh manfaat yang lebih luas, seperti kelancaran peredaran darah, pengendoran syaraf, pengaktifan metabolisme dan kelenturan tubuh. Kelenturan tubuh bagi manusia merupakan indikasi tingkat kesempurnaan bekerjanya organ-organ tubuh yaitu bekerja secara sempurna. Bahkan pada tingkat kelenturan yang sangat baik akan membawa kondisi orang itu ketingkat kebijaksanaan normal, tidak emosional, bahkan menunjukkan penampilan tenang serta peningkatan kecerdasan (IQ,EQ,SQ). Dalam kondisi ketenangan bathin dan fisik, kemudian program latihan dilanjutkan dengan menitikberatkan pada pengendalian organ-organ tubuh. Pada periode ini kesadaran dipergunakan untuk menuntun/memandu signa-signal kemauan (niat/karsa) melalui syaraf-syaraf yang telah diaktifkan menuju sasaran-sasaran yang dikehendaki oleh otak. Kemudian signal-signal ini “diterjemahkan” melalui organ-organ yang sangat komplek dalam diri manusia, yang bekerja sebagai pengubah bentuk energi (energy conventer) menjadi getaran-getaran universal yang meyebabkan organ-organ lain menjadi “mengerti” dan “tanggap”. Kerjanya dengan prinsip resonansi/getaran melalui pengantar syaraf. Karena bekerjanya secara resonansi/getaran maka signal-signal kemauan yag dikeluarkan oleh kesadaran otak akan merupakan daya penyulut (triger energy,detonator) terhadap organ-organ tubuh sehingga nergi resonansi ini dapat berkembang berlipat-lipat ganda besarnya.
Ilmu kedokteran olahraga menjelaskan gejala ini dengan teori aerobik dimana melibatkan Adenosin Tri Phosfat (ATP), hasil latihan Merpati Putih memperoleh manfaat yang lebih luas, seperti kelancaran peredaran darah, pengendoran syaraf, pengaktifan metabolisme dan kelenturan tubuh. Kelenturan tubuh bagi manusia merupakan indikasi tingkat kesempurnaan bekerjanya organ-organ tubuh yaitu bekerja secara sempurna. Bahkan pada tingkat kelenturan yang sangat baik akan membawa kondisi orang itu ketingkat kebijaksanaan normal, tidak emosional, bahkan menunjukkan penampilan tenang serta peningkatan kecerdasan (IQ,EQ,SQ). Dalam kondisi ketenangan bathin dan fisik, kemudian program latihan dilanjutkan dengan menitikberatkan pada pengendalian organ-organ tubuh. Pada periode ini kesadaran dipergunakan untuk menuntun/memandu signa-signal kemauan (niat/karsa) melalui syaraf-syaraf yang telah diaktifkan menuju sasaran-sasaran yang dikehendaki oleh otak. Kemudian signal-signal ini “diterjemahkan” melalui organ-organ yang sangat komplek dalam diri manusia, yang bekerja sebagai pengubah bentuk energi (energy conventer) menjadi getaran-getaran universal yang meyebabkan organ-organ lain menjadi “mengerti” dan “tanggap”. Kerjanya dengan prinsip resonansi/getaran melalui pengantar syaraf. Karena bekerjanya secara resonansi/getaran maka signal-signal kemauan yag dikeluarkan oleh kesadaran otak akan merupakan daya penyulut (triger energy,detonator) terhadap organ-organ tubuh sehingga nergi resonansi ini dapat berkembang berlipat-lipat ganda besarnya.
 Ilmu kedokteran olahraga menjelaskan gejala ini dengan teori aerobik dimana melibatkan Adenosin Tri Phosfat (ATP), hasil latihan Merpati Putih memperoleh manfaat yang lebih luas, seperti kelancaran peredaran darah, pengendoran syaraf, pengaktifan metabolisme dan kelenturan tubuh. Kelenturan tubuh bagi manusia merupakan indikasi tingkat kesempurnaan bekerjanya organ-organ tubuh yaitu bekerja secara sempurna. Bahkan pada tingkat kelenturan yang sangat baik akan membawa kondisi orang itu ketingkat kebijaksanaan normal, tidak emosional, bahkan menunjukkan penampilan tenang serta peningkatan kecerdasan (IQ,EQ,SQ). Dalam kondisi ketenangan bathin dan fisik, kemudian program latihan dilanjutkan dengan menitikberatkan pada pengendalian organ-organ tubuh. Pada periode ini kesadaran dipergunakan untuk menuntun/memandu signa-signal kemauan (niat/karsa) melalui syaraf-syaraf yang telah diaktifkan menuju sasaran-sasaran yang dikehendaki oleh otak. Kemudian signal-signal ini “diterjemahkan” melalui organ-organ yang sangat komplek dalam diri manusia, yang bekerja sebagai pengubah bentuk energi (energy conventer) menjadi getaran-getaran universal yang meyebabkan organ-organ lain menjadi “mengerti” dan “tanggap”. Kerjanya dengan prinsip resonansi/getaran melalui pengantar syaraf. Karena bekerjanya secara resonansi/getaran maka signal-signal kemauan yag dikeluarkan oleh kesadaran otak akan merupakan daya penyulut (triger energy,detonator) terhadap organ-organ tubuh sehingga nergi resonansi ini dapat berkembang berlipat-lipat ganda besarnya.
Ilmu kedokteran olahraga menjelaskan gejala ini dengan teori aerobik dimana melibatkan Adenosin Tri Phosfat (ATP), hasil latihan Merpati Putih memperoleh manfaat yang lebih luas, seperti kelancaran peredaran darah, pengendoran syaraf, pengaktifan metabolisme dan kelenturan tubuh. Kelenturan tubuh bagi manusia merupakan indikasi tingkat kesempurnaan bekerjanya organ-organ tubuh yaitu bekerja secara sempurna. Bahkan pada tingkat kelenturan yang sangat baik akan membawa kondisi orang itu ketingkat kebijaksanaan normal, tidak emosional, bahkan menunjukkan penampilan tenang serta peningkatan kecerdasan (IQ,EQ,SQ). Dalam kondisi ketenangan bathin dan fisik, kemudian program latihan dilanjutkan dengan menitikberatkan pada pengendalian organ-organ tubuh. Pada periode ini kesadaran dipergunakan untuk menuntun/memandu signa-signal kemauan (niat/karsa) melalui syaraf-syaraf yang telah diaktifkan menuju sasaran-sasaran yang dikehendaki oleh otak. Kemudian signal-signal ini “diterjemahkan” melalui organ-organ yang sangat komplek dalam diri manusia, yang bekerja sebagai pengubah bentuk energi (energy conventer) menjadi getaran-getaran universal yang meyebabkan organ-organ lain menjadi “mengerti” dan “tanggap”. Kerjanya dengan prinsip resonansi/getaran melalui pengantar syaraf. Karena bekerjanya secara resonansi/getaran maka signal-signal kemauan yag dikeluarkan oleh kesadaran otak akan merupakan daya penyulut (triger energy,detonator) terhadap organ-organ tubuh sehingga nergi resonansi ini dapat berkembang berlipat-lipat ganda besarnya.Jadi latihan-latihan pada tahap ini adalah mengaktifkan fungsi organ-organ tubuh untuk bisa meresonir (mencapai kondisi resonansi) dengan signal-signal kesadaran. Namun dalam tahap ini manusia terbatas pada kesadaran intern dalam diri sendiri. Hasil nyata dari latihan ini adalah terciptanya stamina tinggi serta timbulnya daya kolosal. Dimana daya kolosal yang ditimbulkan oleh peserta latihan merupakan gabungan dari gaya mekanik oleh reaksi ATP. Kemampuan resonansi organ terhadap daya ATP dan pengarahan energi gabungan itu oleh kehendak outputnya berupa daya mekanik, daya getaran komplek dan daya medan energi magnito-bioelectric yang disebut sebagai “POWER”
Latihan dan Teknik Untuk Memperkuat Anggota Tubuh (Bagian 1)
Dalam
 perjalanannya, masyarakat umum lebih mengenal PPS Betako Merpati 
Putih(Merpati Putih) karena kemampuan melakukan teknik pemukulan, 
pemecahan, penghancuran benda-benda keras atau dengan ilmu getarannya 
dapat membantu kaum tuna netra agar lebih hidup normal layaknya orang 
biasa, atau dengan metode pernafasannya dapat menyembuhkan berbagai 
penyakit dan dapat meningkatkan kebugaran seseorang. Namun dari hasil 
latihan untuk tujuan-tujuan di atas, ada salah satunya dapat 
diaplikasikan, di antaranya anggota tubuh yang dilatih dapat meredam 
pukulan baik langsung dengan tangan, kaki, dan badan maupun tidak 
langsung dengan benda tertentu (contohnya batang pompa, kayu,
 dan lain-lain) Metode pelatihan Merpati Putih merupakan metode olahraga
 murni bukan karena ilmu sihir, puasa, ajimat dan tidak ada 
mantera-mantera. Yang dibutuhkan adalah latihan senam pernafasan dengan 
kondisi pada saat tertentu harus mengeluarkan nafas sebanyak mungkin dan
 pada saat tertentu harus menghisap nafas sebanyakbanyaknya, yang 
ditahan di dada dan ditekan ke bawah perut (pola pernafasan dasar) untuk
 beberapa saat. Secara berkesinambungan dijalankan juga inti program 
latihan yang diarahkan untuk mengaktifkan organ-organ tubuh melalui 
pengejangan otot (kontraksi) yang diikuti penciptaan kondisi kekurangan 
oksigen (anaerobik). Dengan latihan ini akan diperoleh :
1. Lancarnya peredaran darah
2. Pengendoran syaraf
3. Pengaktifan metabolisme
4. Kelenturan tubuh
5. Memperkuat serabut otot
2. Pengendoran syaraf
3. Pengaktifan metabolisme
4. Kelenturan tubuh
5. Memperkuat serabut otot
Pada
 latihan senam pernafasan dilakukan juga program latihan konsentrasi dan
 penyaluran. Program latihan ini diarahkan untuk melatih agar 
organ-organ tubuh dapat bekerjasama menuruti kemauan otak. Organorgan 
tubuh dilatih untuk merasakan tandatanda biologis yang diterima dan 
menyalurkannya ke arah anggota tubuh yang dikehendaki untuk digunakan 
sebagai energi keluaran untuk keperluan internal maupun ekternal.
Secara
 garis besar metode pelatihan dan pengolahan tenaga dari senam 
pernafasan di Merpati Putih dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Senam Pernafasan Pengolahan
Fungsi
 dari Senam Pernafasan Pengolahan adalah membangkitkan tenaga yang 
berasal dari pusat tenaga dan terletak di antara pusar dan kemaluan (ada
 yang menyebutnya kundalini, prana, chi, dan lain sebagainya) 
selanjutnya disalurkan ke bagian anggota badan yang dikehendaki. Pada 
Senam Pernafasan Pengolahan pola nafas dilakukan dengan membuang nafas 
melalui mulut (berdesis), menahannya dalam beberapa detik, lalu menarik 
nafas melalui hidung, menahannya di dada, pindahkan ke perut, dan 
seterusnya. Setiap kondisi menahan nafas di dada ataupun di perut 
disebut dengan saf. Lama setiap saf pada umumnya 5 sampai 7 detik. Batas
 maksimal 7 saf, artinya total menahan nafas menjadi 35 atau 49 detik, 
terdiri dari 4 saf dada serta 3 saf perut.
2. Senam Pernafasan Pembinaan
Senam
 ini diarahkan untuk pengaktifkan tenaga yang sudah di salurkan hasil 
dari proses Senam Pernafasan Pengolahan dan selanjutnya dapat 
menggunakannya sesuai dengan tujuan dari bentuk-bentuk Senam Pernafasan 
Pembinaan yang dilakukan. Pola Senam Pernafasan Pembinaan berbeda dengan
 Senam Pernafasan Pengolahan, di dalam Senam Pernafasan Pembinaan ini 
hanya dilakukan penahan nafas di dada saja, sedangkan cara buang dan 
penarikan nafas sama dengan yang dilakukan pada Senam Pernafasan 
Pengolahan. Setiap selesai Senam Pernafasan Pengolahan selalu 
dilanjutkan dengan Senam Pernafasan Pembinaan, dengan maksud agar tenaga
 yag baru saja dibangkitkan dapat langsung diaktifkan. 
Sedangkan Senam Pernafasan Pembinaan dapat dilakukan tanpa Senam 
Pernafasan Pengolahan terlebih dahulu, tentunya sesuai dengan tujuan 
latihannya seperti hanya memelihara keberadaan tenaga agar siap 
difungsikan setiap saat atau ditujukan untuk lebih memperlancar atau 
terbukanya tenaga tersalur. Setiap materi Senam Pernafasan Pengolahan 
maupun Senam Pernafasan Pembinaan, memiliki bentuk senam dan lintasan 
gerak yang berbeda dan konsentrasi menjadi kunci pokok dari berhasilnya 
senam pernafasan untuk menghasilkan tenaga yang diharapkan (maksimal), 
konsentrasi tersebut di antaranya:
1. Konsentrasi pada bentuk
Setiap
 bentuk senam pernafasan memiliki tujuan khusus bagi bagian organ tubuh 
maupun otot tertentu. Baik tidaknya suatu bentuk akan turut menentukan 
baik tidaknya laju tenaga untuk mencapai bagian organ tubuh (lokasi) 
yang dikehendaki. misal untuk bentuk dasar tangan harus dikepal dengan 
erat dan keras sehingga tidak ada lagi kekosongan diantara kepalan jari 
tangan ketika memulai kekejangan, begitu juga dengan bentuk kaki harus 
dipacul (ditekuk ke dalam) untuk melatih kekejangan pada kaki dan 
tungkai-tungkainya sampai pada pinggul.
2. Konsentrasi pada kekejangan
Di
 mana kekejangan (kontraksi) dilakukan pada otot tertentu pada otot 
tertentu, maka disanalah tenaga tersebut dihimpun, dengan kata lain 
tenaga yang disalurkan akan berakhir pada otot yang dikejangkan dan 
semakin kuat otot dikejangkan berarti semakin cepat oksigen (O 2) yang 
ada berkurang atau habis, dan selanjutnya berubah menjadi tenaga 
(biokimia yang menjadi sumber tenaga lainnya setelah oksigen habis/ATP).
 Sumber tenaga kedua itulah yang digunakan sebagai tenaga untuk 
melakukan gerakan eksplosif guna mematahkan/menghancurkan/menahan benda 
keras ataupun untuk keperluan lainnya. Dalam setiap latihan harus selalu
diingatkan
 agar kekejangan ini terus dipertahankan, kadangkala baru setengah jalan
 dalam satu bentuk pengolahan nafas kekejangan telah hilang sehingga 
hasil maksimal dari latihan tidak diperoleh.
3. Konsentrasi pada pola nafas
Pola
 nafas sudah jelas merupakan aspek yang tidak dapat dikecilkan artinya, 
karena pola nafas ini sangat menentukan hasil dari latihan dari fungsi 
senam pernafasan yang dilakukan. Melatih ketiga konsentrasi tersebut 
secara bersamaan bukanlah sesuatu yang mudah oleh karenanya ada suatu 
metode sederhana guna membantu melatihnya yaitu dengan cara :
 Konsentrasilah dahulu latihan pada bentuk senamnya dengan tanpa 
melakukan pengejangan dan pola nafas. Setelah seluruh bentuk senamnya 
dilakukan dengan benar, dapat dilanjutkan dengan melatih kekejangan. 
Tentunya dengan terlebih dahulu mengetahui otot-otot mana saja dari 
setiap bentuk senam yang dilaksanakan menjadi porsi yang utama. Bila 
pengetahuan ini telah dipahami maka akan membantu pada arah konsentrasi 
otot mana yang harus mendapatkan prioritas mengejang. Kedua latihan tersebut (bentuk dan kekejangan) belum menggunakan pola nafas, masih
 menggunakan nafas biasa (normal). Setelah kedua konsentrasi itu 
benar-benar dikuasai dengan baik, latihan dapat berlanjut pada berlatih 
konsentrasi pada pernafasan. Setelah melaksanakan latihan pengolahan dan
 pembinaan dilanjutkan dengan latihan konsentrasi dan penyaluran. 
Latihan konsentrasi ditujukan untuk melatih agar organ-organ tubuh dapat
 bekerjasama menuruti kemauan otak. Dalam latihan ini indikatornya 
adalah rasa. Organ-organ tubuh dilatih untuk merasakan signal-signal 
biologis yang diterima dan menyalurkan getaran-getaran energi ke seluruh
 anggota tubuh yang dikehendaki untuk digunakan sebagai energi keluaran 
untuk memukul/ meredam serang dari luar, sehingga akhirnya bila di 
tahapan latihan pertama (konsentrasi dan penyaluran) dimulai dari 
seluruh tubuh walaupun nanti pemukulan/serangan hanya mengenai bagian 
tubuh tertentu, tetapi pada tahap ini penyiapan hanya dilakukan pada 
bagian tubuh tertentu saja. Latihan berikut yang tidak kalah pentingya 
atau bagian yang paling penting yaitu latihan meditasi untuk menciptakan
 kondisi penyatuan dengan alam semesta. Bila pada tahap pertama dan 
kedua merupakan penggalian potensi dari dalam diri sepenuhnya, maka pada
 tahap ketiga ini sudah dilaksanakan suatu kondisi menyatu dengan alam 
semesta. Latihan ini mengandung dua aspek yaitu aspek penyerapan getaran
 energi alam dan aspek penyatuan sistem energi tubuh dan alam. Dengan 
melakukan penyerapan ini akan membantu tubuh memiliki kemampuan terhadap
 pemukulan atau bila diserang, sehingga tingkat kemampuannya lebih 
tinggi dari hasil yang diperoleh dari latihan tahap pertama dan tahap 
kedua. Di Mepati Putih, senam pernafasan diberikan sesuai dengan jenjang
 dan waktu lain dari peserta latihan. Masing-masing tingkatan 
mendapatkan materi dan beban latihan yang berbeda, demikian pula alat 
bantu yang digunakan. Semakin lama seseorang berlatih senam pernafasan 
maka semakin besar beban latihan yang akan diterimanya. Dengan latihan 
beban dan tekanan latihan yang terus meningkat dan terus bertambah berat
 akan berdampak pada kemampuan kejiwaan dan percaya diri dalam 
menghadapi tekanan ataupun mengurangi rasa sakit Alat bantu yang 
digunakan sesuai jenjang tingkatan seseorang adalah: seikat bambu raut, 2
 (dua) buah bata press, 2 (dua ) buah pot 15 cm, 1(satu) buah pot 30 cm,
 halter 14 kg, halter beban tengah 14 kg, 2 gondewa (busur) panjang 
sekitar 160 cm, dan peralatan lain.
Bersambung...
Latihan dan Teknik Untuk Memperkuat Anggota Tubuh (Bagian 1)
Oleh : Mas Fery Hendarsin (Pelatih Nasional Merpati Putih) dan Mas Boy Syahputra
Artikel ini pernah di muat di Majalah Seni Beladiri DUEL
Dalam
 perjalanannya, masyarakat umum lebih mengenal PPS Betako Merpati 
Putih(Merpati Putih) karena kemampuan melakukan teknik pemukulan, 
pemecahan, penghancuran benda-benda keras atau dengan ilmu getarannya 
dapat membantu kaum tuna netra agar lebih hidup normal layaknya orang 
biasa, atau dengan metode pernafasannya dapat menyembuhkan berbagai 
penyakit dan dapat meningkatkan kebugaran seseorang. Namun dari hasil 
latihan untuk tujuan-tujuan di atas, ada salah satunya dapat 
diaplikasikan, di antaranya anggota tubuh yang dilatih dapat meredam 
pukulan baik langsung dengan tangan, kaki, dan badan maupun tidak 
langsung dengan benda tertentu (contohnya batang pompa, kayu,
 dan lain-lain) Metode pelatihan Merpati Putih merupakan metode olahraga
 murni bukan karena ilmu sihir, puasa, ajimat dan tidak ada 
mantera-mantera. Yang dibutuhkan adalah latihan senam pernafasan dengan 
kondisi pada saat tertentu harus mengeluarkan nafas sebanyak mungkin dan
 pada saat tertentu harus menghisap nafas sebanyakbanyaknya, yang 
ditahan di dada dan ditekan ke bawah perut (pola pernafasan dasar) untuk
 beberapa saat. Secara berkesinambungan dijalankan juga inti program 
latihan yang diarahkan untuk mengaktifkan organ-organ tubuh melalui 
pengejangan otot (kontraksi) yang diikuti penciptaan kondisi kekurangan 
oksigen (anaerobik). Dengan latihan ini akan diperoleh :
1. Lancarnya peredaran darah
2. Pengendoran syaraf
3. Pengaktifan metabolisme
4. Kelenturan tubuh
5. Memperkuat serabut otot
2. Pengendoran syaraf
3. Pengaktifan metabolisme
4. Kelenturan tubuh
5. Memperkuat serabut otot
Pada
 latihan senam pernafasan dilakukan juga program latihan konsentrasi dan
 penyaluran. Program latihan ini diarahkan untuk melatih agar 
organ-organ tubuh dapat bekerjasama menuruti kemauan otak. Organorgan 
tubuh dilatih untuk merasakan tandatanda biologis yang diterima dan 
menyalurkannya ke arah anggota tubuh yang dikehendaki untuk digunakan 
sebagai energi keluaran untuk keperluan internal maupun ekternal.
Secara
 garis besar metode pelatihan dan pengolahan tenaga dari senam 
pernafasan di Merpati Putih dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Senam Pernafasan Pengolahan
Fungsi
 dari Senam Pernafasan Pengolahan adalah membangkitkan tenaga yang 
berasal dari pusat tenaga dan terletak di antara pusar dan kemaluan (ada
 yang menyebutnya kundalini, prana, chi, dan lain sebagainya) 
selanjutnya disalurkan ke bagian anggota badan yang dikehendaki. Pada 
Senam Pernafasan Pengolahan pola nafas dilakukan dengan membuang nafas 
melalui mulut (berdesis), menahannya dalam beberapa detik, lalu menarik 
nafas melalui hidung, menahannya di dada, pindahkan ke perut, dan 
seterusnya. Setiap kondisi menahan nafas di dada ataupun di perut 
disebut dengan saf. Lama setiap saf pada umumnya 5 sampai 7 detik. Batas
 maksimal 7 saf, artinya total menahan nafas menjadi 35 atau 49 detik, 
terdiri dari 4 saf dada serta 3 saf perut.
2. Senam Pernafasan Pembinaan
Senam
 ini diarahkan untuk pengaktifkan tenaga yang sudah di salurkan hasil 
dari proses Senam Pernafasan Pengolahan dan selanjutnya dapat 
menggunakannya sesuai dengan tujuan dari bentuk-bentuk Senam Pernafasan 
Pembinaan yang dilakukan. Pola Senam Pernafasan Pembinaan berbeda dengan
 Senam Pernafasan Pengolahan, di dalam Senam Pernafasan Pembinaan ini 
hanya dilakukan penahan nafas di dada saja, sedangkan cara buang dan 
penarikan nafas sama dengan yang dilakukan pada Senam Pernafasan 
Pengolahan. Setiap selesai Senam Pernafasan Pengolahan selalu 
dilanjutkan dengan Senam Pernafasan Pembinaan, dengan maksud agar tenaga
 yag baru saja dibangkitkan dapat langsung diaktifkan. 
Sedangkan Senam Pernafasan Pembinaan dapat dilakukan tanpa Senam 
Pernafasan Pengolahan terlebih dahulu, tentunya sesuai dengan tujuan 
latihannya seperti hanya memelihara keberadaan tenaga agar siap 
difungsikan setiap saat atau ditujukan untuk lebih memperlancar atau 
terbukanya tenaga tersalur. Setiap materi Senam Pernafasan Pengolahan 
maupun Senam Pernafasan Pembinaan, memiliki bentuk senam dan lintasan 
gerak yang berbeda dan konsentrasi menjadi kunci pokok dari berhasilnya 
senam pernafasan untuk menghasilkan tenaga yang diharapkan (maksimal), 
konsentrasi tersebut di antaranya:
1. Konsentrasi pada bentuk
Setiap
 bentuk senam pernafasan memiliki tujuan khusus bagi bagian organ tubuh 
maupun otot tertentu. Baik tidaknya suatu bentuk akan turut menentukan 
baik tidaknya laju tenaga untuk mencapai bagian organ tubuh (lokasi) 
yang dikehendaki. misal untuk bentuk dasar tangan harus dikepal dengan 
erat dan keras sehingga tidak ada lagi kekosongan diantara kepalan jari 
tangan ketika memulai kekejangan, begitu juga dengan bentuk kaki harus 
dipacul (ditekuk ke dalam) untuk melatih kekejangan pada kaki dan 
tungkai-tungkainya sampai pada pinggul.
2. Konsentrasi pada kekejangan
Di
 mana kekejangan (kontraksi) dilakukan pada otot tertentu pada otot 
tertentu, maka disanalah tenaga tersebut dihimpun, dengan kata lain 
tenaga yang disalurkan akan berakhir pada otot yang dikejangkan dan 
semakin kuat otot dikejangkan berarti semakin cepat oksigen (O 2) yang 
ada berkurang atau habis, dan selanjutnya berubah menjadi tenaga 
(biokimia yang menjadi sumber tenaga lainnya setelah oksigen habis/ATP).
 Sumber tenaga kedua itulah yang digunakan sebagai tenaga untuk 
melakukan gerakan eksplosif guna mematahkan/menghancurkan/menahan benda 
keras ataupun untuk keperluan lainnya. Dalam setiap latihan harus selalu
diingatkan
 agar kekejangan ini terus dipertahankan, kadangkala baru setengah jalan
 dalam satu bentuk pengolahan nafas kekejangan telah hilang sehingga 
hasil maksimal dari latihan tidak diperoleh.
3. Konsentrasi pada pola nafas
Pola
 nafas sudah jelas merupakan aspek yang tidak dapat dikecilkan artinya, 
karena pola nafas ini sangat menentukan hasil dari latihan dari fungsi 
senam pernafasan yang dilakukan. Melatih ketiga konsentrasi tersebut 
secara bersamaan bukanlah sesuatu yang mudah oleh karenanya ada suatu 
metode sederhana guna membantu melatihnya yaitu dengan cara :
 Konsentrasilah dahulu latihan pada bentuk senamnya dengan tanpa 
melakukan pengejangan dan pola nafas. Setelah seluruh bentuk senamnya 
dilakukan dengan benar, dapat dilanjutkan dengan melatih kekejangan. 
Tentunya dengan terlebih dahulu mengetahui otot-otot mana saja dari 
setiap bentuk senam yang dilaksanakan menjadi porsi yang utama. Bila 
pengetahuan ini telah dipahami maka akan membantu pada arah konsentrasi 
otot mana yang harus mendapatkan prioritas mengejang. Kedua latihan tersebut (bentuk dan kekejangan) belum menggunakan pola nafas, masih
 menggunakan nafas biasa (normal). Setelah kedua konsentrasi itu 
benar-benar dikuasai dengan baik, latihan dapat berlanjut pada berlatih 
konsentrasi pada pernafasan. Setelah melaksanakan latihan pengolahan dan
 pembinaan dilanjutkan dengan latihan konsentrasi dan penyaluran. 
Latihan konsentrasi ditujukan untuk melatih agar organ-organ tubuh dapat
 bekerjasama menuruti kemauan otak. Dalam latihan ini indikatornya 
adalah rasa. Organ-organ tubuh dilatih untuk merasakan signal-signal 
biologis yang diterima dan menyalurkan getaran-getaran energi ke seluruh
 anggota tubuh yang dikehendaki untuk digunakan sebagai energi keluaran 
untuk memukul/ meredam serang dari luar, sehingga akhirnya bila di 
tahapan latihan pertama (konsentrasi dan penyaluran) dimulai dari 
seluruh tubuh walaupun nanti pemukulan/serangan hanya mengenai bagian 
tubuh tertentu, tetapi pada tahap ini penyiapan hanya dilakukan pada 
bagian tubuh tertentu saja. Latihan berikut yang tidak kalah pentingya 
atau bagian yang paling penting yaitu latihan meditasi untuk menciptakan
 kondisi penyatuan dengan alam semesta. Bila pada tahap pertama dan 
kedua merupakan penggalian potensi dari dalam diri sepenuhnya, maka pada
 tahap ketiga ini sudah dilaksanakan suatu kondisi menyatu dengan alam 
semesta. Latihan ini mengandung dua aspek yaitu aspek penyerapan getaran
 energi alam dan aspek penyatuan sistem energi tubuh dan alam. Dengan 
melakukan penyerapan ini akan membantu tubuh memiliki kemampuan terhadap
 pemukulan atau bila diserang, sehingga tingkat kemampuannya lebih 
tinggi dari hasil yang diperoleh dari latihan tahap pertama dan tahap 
kedua. Di Mepati Putih, senam pernafasan diberikan sesuai dengan jenjang
 dan waktu lain dari peserta latihan. Masing-masing tingkatan 
mendapatkan materi dan beban latihan yang berbeda, demikian pula alat 
bantu yang digunakan. Semakin lama seseorang berlatih senam pernafasan 
maka semakin besar beban latihan yang akan diterimanya. Dengan latihan 
beban dan tekanan latihan yang terus meningkat dan terus bertambah berat
 akan berdampak pada kemampuan kejiwaan dan percaya diri dalam 
menghadapi tekanan ataupun mengurangi rasa sakit Alat bantu yang 
digunakan sesuai jenjang tingkatan seseorang adalah: seikat bambu raut, 2
 (dua) buah bata press, 2 (dua ) buah pot 15 cm, 1(satu) buah pot 30 cm,
 halter 14 kg, halter beban tengah 14 kg, 2 gondewa (busur) panjang 
sekitar 160 cm, dan peralatan lain.
Bersambung...
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar